This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

DOWNLOAD BOKEP TERBARU

Rabu, 25 September 2013

kontroversi ballo ( minuman memabukkan khas makassar )

Sebelum masuk pembahasan ane mau shared profil pottele/psk di Makassar.
1. Linda ( nama samaran)
Lihat profil ( foto & no. Hp tersedia)
2. Mawar ( nama samaran)
Lihat profil (no.hp tersedia)
---------------------------------------------


segelas ballo
 


ballo adalah minuman khas dari makassar,,,

ballo sendiri terdiri dari beberapa macam yaitu ballo nipa, ballo tala` ballo inru' dan ballo ase. ballo nipa di buat dari sari pohon nipa, ballo tala` di buat dari sari pohon tala , ballo inru' dibuat dari sari pohon aren sedangkan ballo ase adalah ballo buatan , biasanya dibuat dari air perasan beras dan semanyamnya,
selanjutnya untuk menambah kandungan alkohol pada ballo ditambahkan kulit pohon yang ajun rahasiakan, takutnya teman2 anak-anak membuat sendiri ballo di rumah untuk mabok mabokan hahahahahah...........


teus...........

bagaimana pandangan masyarakat terhadap ballo..........?????????

seperti biasa ada yang pro dan ada yang kontra !!!!!

menurut kalangan yang pro terhadap ballo menganggap bahwa ballo adalah peninggalan leluhur yang harus di lestarikan dan sudah menjadi peninggalan budaya di makassar sendiri. bahkan menurut beberapa orang konon, dulu ballo itu dijadikan minuman sehari-hari untuk menghilangkan dahaga dan sebagainya.
sedangkan menurut masyarakat yang kontra terhadap ballo menganggap bahwa meminum ballo adalah budaya yang tidak baik dan harus dihindari pasalnya ballo dapat merusak kesehatan dan melenceng dari ajaran agama!!!!!!!!!

ballo sendiri sangat di mininati oleh masyarakat asli maupun masyarakat pendatang bukan hanya harganya yang terjangkau tapi katanya,, sekali lagi katanya ballo dapat menambah stamina dan menaikkan berat badan.

-------------------------------------------

(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.

---------------------------------------------------


Minggu, 22 September 2013

sejarah pantai losari makassar

Sebelum masuk pembahasan ane mau shared profil pottele/psk di Makassar.
1. Linda ( nama samaran)
Lihat profil ( foto & no. Hp tersedia)
2. Mawar ( nama samaran)
Lihat profil (no.hp tersedia)
---------------------------------------------

Sebelum dikenal sebagai Losari, warga Makassar menyebutnya Pasar Ikan. Dimasa itu banyak pedagang pribumi yang berjualan. Dipagi hari dimanfaatkan sebagai pasar ikan, sedangkan di sore hari dimanfaatkan pedagang lainnya untuk berjualan kacang, pisang epe dan makanan ringan khas Makassar lainnya.
Apa sebenarnya yang menarik dari fisik Pantai Losari? Infrastruktur utamanya saat ini telah dibangun merupakan sebuah jalan besar bernama Penghibur. Disisi yang sebelumnya adalah pembendung air berupa turap beton memanjang kini diperluas menjorok kedalam pantai. Terdapat Promenade luas berlatar pulau dan laut selat Makassar dan dibawahnya merupakan outlet buangan limbah kota. Dalam konteks pembangunannya, konsep yang sudah bertahan selama 60 tahun itu hanya diperbesar luasannya.
Diawali tahun 1945, bangunan tambahan pantai yang pertama dibuat. Desain lantai dasar beton sepanjang 910 meter digagas oleh Pemerintah Wali Kota Makassar, DM van Switten (1945-1946). Dimasa pemerintahan NICA tersebut, pemasangan lantai ditujukan untuk melindungi beberapa objek dan sarana strategis warga di Jalan Penghibur dari derasnya ombak selat Makassar.
Jadi, bisa diasumsikan bahwa pemberian nama Pantai ini pada saat dilakukan pembangunan pertamanya oleh Pemerintahan NICA namun makna kata Losari sendiri belum diartikan sampai saat ini. Apakah kata LOSARI itu berasal dari bahasa belanda atau bahasa Makassar..?
Dalam bingkai hakiki, “los”- “ari” bisa dimaknai secara sederhana sebagai kawasan lepas yang terselubungi oleh dua lapisan utama. Sebagai uraian harfiah maka kata Los, dalam bahasa Jawa punya ambigus makna. Maknanya berarti ia sebuah kawasan atau tempat untuk berjual-beli, sebagai toko-toko atau pasar yang terbagi-bagi menjadi beberapa los. Kemudian los, dalam konteks kejawaan, berarti terlepas atau udar. Mengingat bahwa kawasan Pantai ini dulunya memang adalah tempat berjualan. sedangkan untuk kata “ari” dimaknakan sebagai pembungkus dan penyuplai, seperti yang dimaknakan pada kata “ari-ari”.

-------------------------------------------

(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.

---------------------------------------------------

Rabu, 11 September 2013

hantu - hantu tanah bugis


Sebelum masuk pembahasan ane mau shared profil pottele/psk di Makassar.
1. Linda ( nama samaran)
Lihat profil ( foto & no. Hp tersedia)
2. Mawar ( nama samaran)
Lihat profil (no.hp tersedia)
---------------------------------------------

Masa kecil sungguh masa yang  indah untuk dikenang. Bukan saja kenangan yang manis-manis, bahkan kenangan tentang cerita - cerita yang menakutkan waktu kecilpun pun menjadi lucu dan indah untuk dikenang. Terlebih lagi kisah-kisah yang dulu ” menakutkan” semakin sulit untuk saya dapatkan, bukan karena orang -orang sekarang lebih rasional dan tidak percaya lagi tentang hantu, tetapi imajinasi tentang hantu di daerah saya (bugis) semakin terdegradasi oleh hantu yang lebih menasional.
Hantu masa kecil saya hanya dikisahkan secara turun temurun dari mulut ke mulut, menakut - nakuti anak kecil agar tidak nakal, agar berkumpul dirumah sebelum magrib tiba, dan tidak keluyuran lagi kalau malam. Hantu - hatu masa kecil saya tidak pernah terpublikasi seperti hantu- hantu yang lebih menasional, lewat film, uji nyali dan sebagainya. hantu - hantu masa kecil saya terancam punah, terdegradasi, tidak mampu bersaing dengan hantu- hantu populer sebagai selebritis di TV seperti pocong, tuyul dan kuntilanak.
Saya mencoba mengingat satu persatu hantu - hantu tersebut, membayangkan kembali imaginasi masa kecil saya yang terbentuk dari cerita orang - orang waktu saya kecil, meskipun sungguh saya belum pernah menjumpainya. Adapun hantu - hantu itu diantaranya :
1. Bombo petong
Bombo petong digambarkan bermuka jelek,hitam dan selalu menghuni tempat- tempat gelap. anak kecil biasanya di takut- takuti dengan bombo petong jika mau ke tempat yang gelap ” onroko, engkatu bombo petong” artinya awas, ada Bombo petong.
2.Dongga/ Longga
Dongga/longga diimaginasikan sebagai hantu dengan tubuh berbentuk bayangan hitam yang sangat tinggi, bisa setinggi pohon kelapa. Hobbynya menyembunyikan anak kecil setelah malam tiba. Anak yang disembunyi bisa jadi ada di sekitar rumah tapi tidak bisa dilihat oleh orang yang mencarinya. Katanya anak- anak yang di culiknya di beri makan kaki seribu, cacing dan binatang menjijikkan lainnya dan anak- anak melihatnya sebagai gula-gula.
3. Asu Panting
Asu panting adalah serigala versi bugis, dia memiliki kemampuan lari yang sangat cepat, dua kaki depannya lebih pendek dari kaki belakangnya. jika orang bugis jaman dulu melihat kangguru pasti langsung mengklaim asu panting. tidak ada orang yang pernah bertemu langsung dengan asu panting ini, orang hanya bisa mendengar lolongannya yang khas waktu malam. yang berbahaya dari asu panting adalah bulunya yang berguguran, bulunya sangat halus sehingga tdk bisa terlihat oleh mata kepala, jika kita menginjak bulunya maka kaki kita akan bengkak dan sulit untuk disembuhkan. orang di kampung yang melihat kaki orang diabetes pasti mengklaim sudah injak bulu asu panting.
4. Parakang
Parakang adalah manusia yang memiliki ilmu siluman baik didapat karena salah belajar ilmu kebatinan atau yang diperoleh dari keturunan. Parakang sangat berbahaya untuk anak kecil atau ibu- ibu yang sedang melahirkan karena merupakan makanan kegemarannya. tanda- tanda orang yang diisap parakang adalah sakit perut, keluar darah saat buang air, jika tak tertolong bisa meninggal. Parakang bisa mengubah dirinya menyerupai binatang atau benda. kadang berwujud seperti kucing yang tidak punya ekor, angsa putih, tempat ayam mengeram (ampoti), jika berlari dia akan menjadi bayangan putih yang memanjang. Dalam kondisi berubah wujud seperti itu, jasad manusianya (parakang) tetap dirumah dalam keadaan tertidur, jiwanya yang berjalan kesana kemari, jika kita memukul jiwanya yang berwujud hewan, maka jasadnya yang dirumah akan kesakitan. Cerita tentang parakang sepertinya sulit untuk dilupakan, karena masyarakat bugis masih sangat mempercayainya.
5. Poppo
Poppo sejenis dengan parakang namun perbedaannya adalah poppo bisa terbang dengan menyimpan isi dalam tubuhnya dirumah. yang diincar oleh poppo adalah orang sakit yang sudah parah. meskipun sejenis dengan parakang, orang percaya bahwa keduanya tidak akur, sehingga daerah yang banyak dihuni poppo tidak dihuni parakang.

-------------------------------------------

(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.

---------------------------------------------------


tentang poppo dan parakang ( hantu tanah bugis)

Sebelum masuk pembahasan ane mau shared profil pottele/psk di Makassar.
1. Linda ( nama samaran)
Lihat profil ( foto & no. Hp tersedia)
2. Mawar ( nama samaran)
Lihat profil (no.hp tersedia)
---------------------------------------------

Poppo’ atau ada juga yang menyebutnya Peppo’ menurut kepercayaan orang di tanah bugis adalah sejenis siluman perempuan yang bisa terbang. Ada sebuah kisah tentang poppo yang konon pernah terjadi di sebuah kampung. Suatu hari, Puang Imang bersama semua keluarganya meninggalkan rumahnya karena seorang keluarganya mengadakan pesta pernikahan di daerah lain. Malam harinya, rumah Puang Imang dimasuki oleh poppo yang, sekali lagi, konon ingin mencuri. Setelah barang-barang yang mau dibawa pergi telah dibungkus dengan sarung, poppo itu tak bisa keluar dari rumah Puang Imang. Katanya, menurut pengakuan poppo itu, ia melihat dirinya dikepung air—seperti laut yang tak memiliki pantai.
Setelah Puang Imang kembali, ia menemukan poppo telah berubah wujud menjadi seorang perempuan cantik berambut panjang telanjang berdiri di ruang tengah rumahnya. Ternyata rumah Puang Imang, sebelum ditinggalkan, telah disappo (dipagari) dengan baca-baca (mantera) sehingga poppo itu tak bisa keluar. Poppo itu kemudian diberi sehelai pakaian oleh istri Puang Imang dan dibiarkan pergi. Namun sebelumnya untuk membuat perempuan itu jera, rambut panjangnya dipotong nyaris habis.
Poppo menurut kepercayaan orang bugis selain dikenal sebagai hantu pencuri juga suka mengisap darah, utamanya perempuan yang sedang melahirkan. Poppo dipercaya juga suka berada di kebun jagung atau kebun di mana banyak buah-buahan. Kesukaan poppo berada di pohon yang berbuah itu kadang digunakan oleh orang (yang berani) di musim mangga berbuah. Poppo yang ‘hinggap’ di cabang pohon mangga akan menjatuhkan buah-buah mangga matang sesuai permintaan sang pemilik.
Tentang parakang, selain suka mengisap anus orang sakit ada beberapa hal menarik lainnya. Jika seorang parakang sedang sekarat menghadapi sakratul maut, ia akan tarus mengulang-ulang kata (l)emba (pindah) sampai ada seorang dari keluarganya yang mengiyakannya. Setelah itu, orang yang mengiyakan itu akan menjadi parakang selanjutnya. Jika menemukan parakang, misalnya dengan wujud pohon pisang, orang dianjurkan untuk memukulnya sekali atau tiga kali saja. Jika sekali pukul dipercaya akan membunuhnya dan tiga kali akan membuatnya cacat. Itulah mengapa perempuan tetangga saya yang pindah itu dianggap parakang karena berjalan seperti orang dengan lutut kesakitan. Menurut orang-orang, suatu malam, perempuan itu tertangkap basah berwujud kambing dan dipukul dengan potongan kayu dilututnya sebanyak tiga kali. Sejak saat itulah ia berjalan dengan cara yang aneh. Dua hantu itu, parakang dan poppo adalah hantu paling populer di kampung kami. Saking populernya sewaktu saya masih anak-anak Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P4 kami plesetkan menjadi poppo, parakang pakkanre pello (poppo, parakang pemakan rektum).
Poppo dan Parakang bagi orang bugis dipercayai adalah semacam hukuman turun temurun akibat kesalahan atau pelanggaran nenek moyangnya sehubungan dengan ilmu hitam yang dipelajarinya di masa lampau.

-------------------------------------------

(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.

---------------------------------------------------


mesteri lapangan karebosi makassar

Sebelum masuk pembahasan ane mau shared profil pottele/psk di Makassar.
1. Linda ( nama samaran)
Lihat profil ( foto & no. Hp tersedia)
2. Mawar ( nama samaran)
Lihat profil (no.hp tersedia)
---------------------------------------------


Bagi warga Makassar, cerita berbau mistik dan alam gaib di Lapangan Karebosi bukanlah hal yang baru. Tidak sedikit yang percaya bahwa berbagai kejadian aneh di luar nalar yang muncul di lapangan yang menjadi titik nol kilometer kota Makassar itu adalah ulah dari “para penjaga” yang berdiam di sana. Citizen reporter Djamaludin mewawancarai pengurus PSM, yang termasuk sering mengalami kejadian-kejadian aneh di lapangan itu dan upaya agar tidak “diganggu” selama berlatih.(p!)
Orang-orang yang sering ke Lapangan Karebosi Makassar umumnnya sudah paham bahwa lapangan itu menyimpan banyak mitos dan di sana sering muncul peristiwa di luar akal sehat. Sejumlah kejadian aneh kerap menimpa mereka yang memang saban hari tinggal dan bekerja di situ, termasuk Abdul Haris, manajer lapangan dan Tajuddin, penasehat spiritual PSM Makassar.
Haris dan Tajuddin sudah paham betul di mana tempat angker di setiap sudut di Lapangan Karebosi. ‘’Saya sudah terlalu sering melihat hal-hal aneh di lapangan ini. Pernah suatu malam ada kuda berjalan di dalam lapangan tempat latihan pemain PSM, penunggangnya sempat berputar-putar mengelilingi lapangan dan kemudian menghilang, saya sempat kaget tapi tidak takut. Belakangan saya tahu berdasarkan informasi teman-teman, kuda itu ‘penghuni’ lapangan ini,’’ kata Haris menuturkan pengalamannya.
Kini karena sudah tahu, setiap kuda itu muncul, Haris memilih diam dan tak mau mengganggu. ‘’Kalau kita tidak mengusik , mereka juga tidak akan mengganggu kita, itu yang selalu ada dalam pikiran saya, walaupun awalnya ada teman-teman yang sempat takut juga,’’ ujarnya..
Kuburan di sekitar lapangan karebosi
Kuburan di sekitar lapangan karebosi
Haris yang sudah enam tahun mengelola tempat latihan pemain PSM, ingat betul betapa nasib Fouda Ntsama berakhir tragis setelah mengencingi satu dari tujuh kuburan di pinggir lapangan tempat latihan pemain PSM. Pemain asal Afrika itu terpaksa gantung sepatu, padahal ia cuma terkilir saat latihan usai mengencingi kuburan itu. Insiden yang menimpa Ntsama tenttak ayal lagi dikait-kaitkan dengan kekuatan gaib dari kuburan itu.
‘’Sejak saat itu orang mulai semakin takut dengan kuburan yang ada di sekitar lapangan itu,’’ jelas Haris.
Pada malam-malam tertentu, terutama malam Jumat dan malam Senin, semua aktivitas memperbaiki lapangan, termasuk menyiram rumput dan meratakan sisa-sisa kubangan di tengah lapangan dihentikan. Alasannya, karena sudah kerap kali Haris dan beberapa temannya ditegur ‘penghuni’ lapangan.
‘’Kalau kami tetap kerja sampai larut di malam Jumat dan malam Senin, biasanya ada saja yang selalu sakit perut, entah saya atau teman yang lainnya. Kejadian itu selalu berulang, padahal kalau malam-malam lainnya biasa-biasa saja, kami juga pernah ditegur ‘penghuni’ lapangan lewat kejadian-kejadian aneh,’’ papar alumni Universitas Muslim Indonesia ini.
Kejadian aneh yang dimaksud Haris itu yakni, pernah suatu waktu, pekerjanya yang tidur di bangku pemain, tiba-tiba sudah berpindah tempat saat terbangun, pekerja yang lainnya jelas kaget karena sebelumnya pekerja itu masih tidur di tempat pekerja lainnya.
‘’Setiap magrib juga kami pasti menghentikan pekerjaan, itu sudah rutin karena menghormati ‘penghuni’ lapangan,’’ katanya lagi.
Ziarah tahunan
Bekas Peziarah
Bekas Peziarah
Selain itu, setiap tahun pasti Haris dan pekerja lainnya, termasuk penjual di sekitar Karebosi melakukan ziarah ke makam yang ada di lapangan itu, ini supaya ada keharmonisan antara ‘penghuni‘ lapangan dan mereka yang memang menggantungkan rejekinya di sekitar Lapangan Karebosi.
Selama berada di Karebosi, Haris mencermati, pusat keramat tempat itu persis di lapangan tempat latihan pemain PSM. Kalau di tempat-tempat lain, memang sering ada kejadian aneh, tapi skalanya tidak sebanyak di lapangan tempatnya bernaung.
Sementara Tajuddin, sang penasehat spiritual PSM menambahkan, ‘’Biasanya kalau lampu penerang di Karebosi dimatikan, pasti ada satu dua ‘penghuni’ yang muncul, entah berkuda atau dalam wujud lain.’’
Sebagai pensehat spiritual PSM, Tajuddin yang juga biasa disapa Ustaz PSM, memang sangat yakin dengan hal-hal gaib yang sering terjadi di Lapangan Karebosi.
”Sebenarnya, bukan hanya di Karebosi, setiap ikut tim bermain ke luar kota atau saat bermain di Stadion Mattoanging, selalu saja ada hal-hal gaib di luar nalar kita, tapi yang seperti itu biasanya merupakan titipan lawan supaya pemain kita kalah,” rincinya.
Makanya Tajuddin selalu ada setiap PSM bertanding, baik di kandang sendiri maupun saat tur ke luar kota. Pria berambut putih ini selalu berusaha menghalau ancaman magic dari lawan. Tapi kalau di Karebosi, hanya sesekali Tajuddin ke sana, katanya cuma kalau ada mood. Itupun hanya sekedar untuk ikut nonton latihan rutin para pemain.
”Saya membantu PSM sejak Nurdin Halid yang jadi manajer. Dulu biasanya ada ritual khusus sebelum PSM bertanding, ini karena tim lawan biasanya menggunakan kekuatan supranatural untuk mengalahkan PSM, tapi sekarang ritual itu mulai ditinggalkan, soalnya sudah banyak manajer baru dan semua punya penasehat masing-masing,” jelasnya.
Kejadian atau peristiwa-peristiwa seperti itu memang di luar nalar kita, dan memang sulit dipercaya akal sehat, tapi bagi Haris dan sejumlah pengurus PSM yang menghabiskan hari-harinya di sana, kejadian itu memang benar-benar terjadi dan diyakininya.
Mitos : Tujuh Penyelamat dari Karebosi
edisi1_kuburan3Citizen reporter Nilam Indahsari, melakukan penelitian kecil-kecilan tentang mitos tujuh kuburan yang ada di Karebosi. Dari catatan sejarah sampai koneksi ke alam gaib dibaginya dalam tulisan ini. (p!)
Tanpa sebab yang pasti, sejumlah gajah sirkus yang telah dilatih selama bertahun-tahun, tiba-tiba saja mengamuk. Sang pemilik sirkus tentu saja tak habis pikir dengan kejadian aneh ini. Hari itu, pertunjukannya di lapangan Karebosi berakhir kacau. Bukan hanya itu, pagar pengaman sekitar tenda sirkus pun ambruk seketika. Indra, perempuan berusia sekitar 40 tahun, mengenang peristiwa di tahun 1984 itu seraya berkata, “Itulah akibatnya kalau tidak minta izin pada ‘penjaga’-nya Karebosi”.
Sore itu saya menemui Indra di samping salah satu warung di lapangan Karebosi. Ia bertutur tentang peristiwa gajah sirkus yang mengamuk, juga tentang penjaga Karebosi. Ia tampaknya tahu banyak, dan juga percaya seputar kejadian-kejadian aneh dan kaitannya dengan apa yang disebutnya sebagai penjaga itu. Indra menyebut-nyebut soal tujuh kuburan di tengah lapangan.
Tujuh kuburan itu pulalah yang mengusik rasa ingin tahu saya. Sewaktu masih bersekolah di SD Sudirman IV yang terletak di Jalan Sudirman, saya dan teman-teman sering melihat tujuh kuburan itu, di saat pelajaran olahraga berlangsung di lapangan yang terletak di depan sekolah kami itu. Di suatu malam Jumat, di bulan April, saya sengaja mendatangi kuburan itu. Di sana saya bertemu tujuh orang peziarah.
Menemukan ketujuh kuburan itu di tengah gelap malam, ternyata tak sesulit perkiraan saya. Seseorang yang nongkrong di panggung lapangan, menyarankan untuk mendatangi asal nyala lilin yang ternyata diletakkan di atas masing-masing kuburan. Setelah sampai di sana, saya mengucap salam sama seperti lazimnya ketika berziarah di kuburan umum.
Kelompok peziarah malam itu terlihat khusyuk. Dan di tengah kegelapan, di antara remang-remang cahaya lilin dan temaram lampu merkuri, saya menyaksikan mereka menyalakan sebatang taibani eja atau lilin merah di atas tiap kuburan, menabur bunga, serta membasahi tanah kuburan dengan air. Mereka juga membawa sesajen berupa pisang raja, kelapa muda, dan anak ayam kampung. Semua sesajen itu diangkut dengan sebuah becak, yang sengaja disewa untuk melintasi sayap timur Karebosi untuk keperluan ziarah itu.
Dari penjelasan penjaga kuburan yang bernama Kadir Daeng Naba, saya mengetahui sedikit tentang kelompok peziarah itu. Katanya, mereka itu memiliki warung di pinggir salah satu ruas jalan lapangan Karebosi. Dan keesokan harinya, tibalah saya di warung dimaksud, kemudian bertemu dengan Indra, perempuan yang bercerita tentang penjaga kuburan itu.
Keponakan Indra, seorang anak perempuan berusia sembilan tahun bernama Andi Ani, melengkapi kisah ziarah di malam sebelumnya.. Andi Ani bertutur, bahwa beberapa hari sebelum rombongan mereka berziarah, tantenya yang bernama Suri –yang berprofesi sebagai pekerja seks komersial, tiba-tiba kesurupan. Melihat Suri yang sedang kesurupan, salah seorang keluarganya lalu mengucap nazar. “Kalau tanteku sembuh, kami akan berziarah ke tujuh kuburan itu,” ungkapnya.
Indra, warga yang tinggal di Jalan Bayam, Makassar, itu menambahkan, kisah gajah sirkus yang mengamuk hanyalah salah satu keanehan yang kerap terjadi di Karebosi. Ia percaya itu. Dan tampaknya bukan hanya Indra yang berkeyakinan demikian. Beberapa orang yang duduk di sekitar kami juga menyetujui pernyataan perempuan berambut pendek itu. Mereka percaya berbagai kejadian aneh seperti misalnya panggung pertunjukan yang roboh atau acara yang berakhir kacau, disebabkan karena campur tangan sang penjaga Karebosi.
Barangkali karena cukup meluasnya kepercayaan bahwa setiap hajatan di Karebosi sebaiknya didahului dengan meminta izin sang penjaga, membuat banyak orang yang mengadakan kegiatan seperti upacara, pertandingan olahraga, pasar malam atau konser musik, biasanya berziarah dulu ke kuburan tersebut. Mereka meyakini kegiatan berziarah itu sebagai pertanda minta izin agar kegiatan yang akan digelar dapat berjalan lancar.
Selain berziarah untuk keperluan meminta izin menyelenggarakan kegiatan, sebagian orang juga meyakini bahwa pemilik tujuh kuburan itu adalah perantara manusia dengan Tuhannya, sehingga doa yang dipanjatkan dari tempat itu berpeluang besar untuk dikabulkan. Kepercayaan itu tak hanya berlaku di kalangan etnis Makassar yang umumnya beragama Islam, tapi beberapa orang keturunan Cina pun biasa berdoa di tempat itu. “Orang yang berziarah memohon berbagai macam permintaan, mulai dari doa agar usaha mereka makin menangguk untung yang besar, hingga meminta kelancaran mencari jodoh,” kata Indra.
Lantas, siapa gerangan yang bersemayam di tujuh kuburan itu dan mengapa mereka tidak dikuburkan di kuburan umum saja? Pertanyaan ini juga sebenarnya telah muncul sejak lama di benak saya. Ketika mengikuti kegiatan lari lintas lapangan saat masih SD, saya dan teman-teman biasanya melambatkan langkah setiap melintasi setapak kedua dari pintu masuk sebelah timur Karebosi itu dengan hati yang berdebar-debar. Tapi setelah menatap jejeran kuburan yang tersembul di sela rumput lapangan, kami justru kerap mempercepat langkah karena ketakutan tanpa sebab yang jelas.
Bila merujuk pada sebuah peta kuno yang saya temukan di Museum Balaikota Makassar, disebutkan bahwa Karebosi dulunya adalah sawah yang merupakan wilayah Kerajaan Gowa. Kalau Karebosi dulunya adalah sawah, maka aneh rasanya mendapati jejeran tujuh kuburan di daerah persawahan. Dan meskipun dalam perkembangan selanjutnya, Karebosi kemudian berubah fungsi menjadi ruang terbuka atau alun-alun kota, kehadiran tujuh kuburan itu tetap mengundang tanda tanya saya.
Karena Daeng Naba tak tahu persis tentang detail ketujuh bersaudara itu, maka ia menyarankan saya untuk mencari keterangan di Balla’ Lompoa, istana Raja Gowa yang terletak di Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Di sana saya bertemu dengan seorang pemandu. Ia mengatakan tak tahu banyak mengenai tujuh kuburan itu. Namun, ia juga menyangkal bahwa yang bersemayam di kuburan itu adalah tujuh orang bersaudara. Ia yakin tujuh bersaudara yang dimaksud itu dikuburkan di Galesong, Takalar, sekitar 60 km ke arah selatan Makassar. Sehingga orang biasa menyebutnya dengan “Tujua ri Galesong”.
Konon, tujuh bersaudara itu adalah orang yang dikutuk oleh salah seorang wali karena kenakalan yang sering dilakukannya. Karena kutukan itu, arwah mereka masih terkatung-katung di antara bumi dan langit. Setelah kematiannya, orang-orang memanfaatkan arwah mereka untuk keperluan yang negatif seperti mengguna-gunai orang lain. Orang yang berniat seperti itu biasanya meminta bantuan yang bungsu. Konon, si bungsu yang tuna wicara itu dianggap terkejam di antara ketujuhnya. Ia memiliki kemampuan merasuki tubuh seseorang atas permintaan orang lain.
Setelah bercerita di anak tangga museum Balla’ Lompoa, pemandu itupun menyarankan saya bertemu dengan seorang lelaki yang tinggal tak jauh dari Balla’ Lompoa. Lelaki itu bernama Andi Djufri Tenribali. Ia lebih akrab disapa Daeng Pile.
Kening Daeng Pile mengernyit melihat kehadiran saya. Wajar saja, karena sebelumnya kami memang tak pernah berkenalan. Ia pun bertanya tentang tujuan saya menemuinya. Tanyanya berbalas ketika saya memberitahukan keingintahuan saya tentang tujuh kuburan itu. Tangannya menutupi mulutnya yang tertutup dan menatap saya lekat, keningnya pun masih mengernyit. Ia tak langsung mau bercerita panjang lebar. Ia hanya meminta saya menulis apa saja yang ingin saya ketahui tentang tujuh kuburan itu di atas selembar kertas. “Saya akan memilah mana yang bisa saya jawab,” ujar Daeng Pile sambil berjanji memberikan jawabannya dua hari kemudian.
Dua hari kemudian saya menemuinya lagi. Tapi ia belum memberikan jawaban sama sekali. Ia mengaku, dalam dua hari itu ia selalu merasa terhalangi untuk membalas pertanyaan saya di atas selembar kertas juga. “Sepertinya saya harus minta izin dulu sebelum memberi jawaban,” ujarnya. Daeng Pile mengatakan, ia akan meminta izin melalui meditasi, untuk itu ia meminta nama saya yang menurutnya akan disampaikan kepada pemilik tujuh kuburan itu. Jika diizinkan, maka ia baru berani bercerita kepada saya. Persoalannya, “lebih mudah menghadapi kemarahan orang yang masih hidup daripada yang telah tiada,” kata Daeng Pile.
Katanya, di saat-saat tertentu, ia memang menarik diri dari keramaian lalu berdiam melakukan meditasi di salah satu bilik rumahnya di bilangan Syamsuddin Tunru, Sungguminasa, Gowa, itu. Meditasi itu biasa dilakukannya di malam bulan purnama. Sebelumnya, ia menyiapkan paling kurang tiga sisir pisang, air kelapa muda, dan kain putih sepanjang satu meter. Dalam meditasinya, Daeng Pile berkomunikasi dengan pemilik tujuh kuburan itu. Lama kelamaan, ia pun merasa telah ada semacam benang merah yang terjalin antara mereka. Ia pun diberitahu mengenai siapa, dari mana, dan kapan kuburan itu mulai ada.
Di hari ketiga, saya akhirnya mendapatkan jawaban, meski tak semuanya. Ternyata Daeng Pile kerap pula berziarah ke kuburan itu sejak kurang lebih sembilan tahun lalu. Ia ke tempat itu karena percaya pada apa yang dikisahkan beberapa penutur tradisi yang ditemuinya. Semua cerita mereka seragam, bahwa suatu ketika nanti Makassar dan sekitarnya akan dilanda kekacauan. Pusat kekacauan itu adalah di Karebosi, karena di tempat itulah konon nanti menjadi ajang orang-orang saling bunuh sehingga tanahnya akan digenangi darah hingga pergelangan kaki. Dan yang bisa meredakan keadaan itu adalah tujuh orang yang turun dari langit atas seizin Tuhan. Mereka akan turun tepat di daerah kuburan itu.
Para penutur tradisi juga mengaitkan kejadian itu dengan apa yang tertulis di dalam Al Quran. Dalam kitab suci umat Islam itu, digambarkan munculnya sosok Dajjal yang akan membawa dunia ini pada keadaan kacau balau. Menurut mereka, pada keadaan yang disebabkan oleh Dajjal itu pula ketujuh orang tersebut turun dari langit.
Tapi bukan cuma itu yang membangun keyakinan Daeng Pile. Lelaki yang pernah jadi pemandu wisata di Benteng Fort Rotterdam ini, juga mencari-cari informasi mengenai kuburan tersebut yang kemungkinan saja terselip di antara lembaran naskah-naskah kuno. Dan yang lebih memperkuat keyakinan Daeng Pile itu adalah pengalaman batinnya bercakap dengan pemilik tujuh kuburan itu.
Daeng Pile akhirnya akhirnya bersedia membagi pengetahuannya tentang tujuh kuburan itu. Maka bertuturlah Daeng Pile, bahwa sejarah kuburan itu dimulai pada abad ke-10. Kala itu Karebosi masih masuk dalam wilayah Kerajaan Gowa-Tallo yang meliputi Sungai Tallo bagian utara hingga Barombong bagian selatan. Waktu itu pusat kota Makassar terletak di Benteng Somba Opu sehingga benteng itu dinamakan pula benteng Makassar. Setelah peperangan antara Kerajaan Gowa dan VOC meletus pertama kali pada 1667 dan dimenangkan oleh VOC, Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani Perjanjian Bungaya pada 18 November 1667. Dari perjanjian perdamaian ini, pusat Makassar terbagi ke Benteng Jungpandang juga.
Karena masih merasa terancam, VOC yang waktu itu dipimpin oleh Laksamana Muda Cornelisz Janszoon Speelman, menyerang lumbung padi rakyat Gowa dan membumihanguskan Benteng Somba Opu pada 1668-1669. Setelah peperangan kedua itu, VOC akhirnya mengambil alih pusat Makassar yang waktu itu hanya di benteng Jungpandang dan mengubah namanya jadi Fort Rotterdam. Speelman pun mulai unjuk gigi dengan melakukan perluasan kota pada 1670. Master plan perluasan kota itu tetap dilanjutkan oleh pengganti Speelman. Pada 1890 saat Makassar berstatus sebagai kota afdeling, Pemerintah Hindia Belanda berhasil memasukkan Karebosi ke dalam wilayah kota Anging Mammiri ini .
Konon menurut cerita, Gowa di abad ke-10 dilanda keadaan kacau balau. Gowa bagai sebuah rimba tak bertuan. Orang-orang saling beradu kekuatan. Setiap orang ingin membuktikan bahwa, dirinyalah yang terhebat. Dan akhirnya yang lemah tersingkir dari kehidupan.
Suatu hari di kala itu, Gowa dihantam hujan deras dan petir yang menyambar-nyambar. Peristiwa itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam. Dan di hari ke delapan, petir akhirnya berhenti berkilat-kilat dan hujan hanya bersisa pelangi dan gerimis seperti benang halus yang jatuh dari langit. Karebosi yang dulu merupakan hamparan luas nan kering lalu digenangi air.
Lantas sekitar ratusan mata rakyat Gowa saat itu tiba-tiba menyaksikan timbulnya tujuh gundukan tanah di tengah hamparan tersebut. Tujuh orang bergaun kuning keemas-emasan pun muncul sesaat lalu menghilang di tengah gerimis. Yang tersisa kemudian hanya tujuh gundukan tanah berbau harum.
Tak ada yang tahu asal muasal ketujuh orang itu. Namun, rakyat Gowa saat itu percaya kalau mereka adalah tomanurung (semacam dewa dalam mitologi Bugis Makassar) yang dikirimkan oleh Tuhan untuk negeri mereka. Kehadiran tujuh orang yang disebut sebagai Karaeng Angngerang Bosi atau Tuan yang Membawa Hujan, pun menginspirasi rakyat Gowa saat itu untuk memberi nama hamparan yang kemudian mereka jadikan sebagai sawah kerajaan itu. Jadilah nama Kanrobosi diberikan pada sawah itu. Kanro berarti anugerah yang Maha Kuasa dan bosi berarti hujan atau bisa juga bermakna kelimpahan. VOC kemudian mengubah nama itu jadi Koningsplein. Setelah penjajah Belanda menyerah, nama itu lantas berubah lagi jadi Karebosi seperti yang dikenal banyak orang dewasa ini.
Kurang lebih lima abad kemudian, di bawah kepemimpinan Batara atau Raja Gowa ke-7, tujuh gundukan tanah itu dihormati sebagai tempat berpijak pertama kali tujuh tokoh kharismatik tersebut. Lantas beberapa orang membentuk tujuh gundukan itu menyerupai kuburan dengan cara tiap gundukan diberi batu sebanyak tujuh buah. Cara ini sering dilakukan orang-orang di jaman dahulu untuk menandai sebuah kuburan.
Seiring berjalannya waktu, berziarah ke tujuh kuburan itu dianggap sebagai salah satu warisan tradisi penghormatan masyarakat dan penguasa setempat kepada tujuh tokoh yang diperkirakan turun dari langit tersebut. Pada saat H.M. Daeng Patompo menjabat sebagai Wali Kota Makassar pada 1965-1978, tujuh kuburan itu sempat ditutup. Namun beberapa orang yang percaya akan mitos ketujuh kuburan itu memugarnya kembali.
Mitos yang diyakini sebagian orang itu mengatakan, bahwa ketujuh tokoh tersebut akan turun lagi ke bumi suatu ketika nanti. Namun, seperti kedatangan mereka semula, akan ada pula kondisi tak menentu yang mendahuluinya. Bahkan keadaan itu telah digambarkan di dalam Lontara dengan kata-kata: jarangji na kongkong sikokko na sitindang, ganca-gancamo cera’. “Hanya kuda (yang merupakan simbol penguasa) dan anjing (sebagai simbol penentu kebijakan), saling gigit dan tendang hingga akhirnya terjadi pertumpahan darah,” kata Daeng Pile mengutip salah satu isi dokumen Lontara itu.
Di saat banjir darah itulah, konon katanya di Karebosi akan muncul secara tiba-tiba tujuh balla` lompoa atau istana yang bentuknya serupa. Uniknya, bukan hanya bangunannya yang sama, tapi fisik, roman wajah, perilaku, dan kharisma penghuni istana juga bak pinang dibelah dua. Tapi di antara tujuh tokoh itu ada yang memiliki kharisma paling kuat. Tokoh itulah yang nanti akan jadi pemimpin utama dan menunjuk orang-orang yang dianggap bisa memulihkan keadaan pada saat itu. Dalam kepercayaan mistik Jawa, tokoh itu dikenal dengan sebutan Ratu Piningsit. “Saya memerkirakan tokoh yang pijakannya di tengah itulah yang nanti akan menjadi tokoh berkharisma paling kuat itu. Karena bagi saya, tokoh itu merupakan penyeimbang antara 7 lapis langit dan 7 lapis bumi,” sebut Daeng Pile.
Namun Daeng Pile masih enggan menyebut secara detail persona masing-masing tujuh tokoh tersebut. Baginya hal itu masih tabu untuk diceritakan dan telah jadi konsensus antara dirinya dengan para penutur tradisi, dan mungkin juga dengan ketujuh tokoh tersebut. Ia punya alasan sendiri untuk itu. Menurutnya, dengan menyebut persona ketujuh tokoh itu dapat berpengaruh pada keberadaan seseorang atau negeri dalam berbagai hal, seperti bencana alam, kekacauan, kesengsaraan, yang memengaruhi aspek kehidupan dari rakyat maupun penguasa.
Terlepas dari beragamnya hikayat yang ada, ritual berziarah ke tujuh jejeran makam itu tetap berlangsung hingga hari ini. Mereka datang dengan kepercayaan dan tentunya saja niat yang berbeda-beda. Dan di tengah riuh rendah berbagai kegiatan di Karebosi, dari keramaian pidato politikus di musim kampanye, dari kelincahan kaki para pemain PSM menggiring bola, dari hingar bingar pertunjukan musik, hadir legenda abadi tentang tujuh penjaga Karebosi, yang dipercaya, yang diziarahi, dan menjadi tempat orang-orang menundukkan kepala, berdiam dan berdoa, ditemani nyala lilin merah, taburan kembang, dan sesajen.

-------------------------------------------

(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.

---------------------------------------------------