This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

DOWNLOAD BOKEP TERBARU

Sabtu, 22 September 2018

BELAJAR BAHASA MAKASSAR UNTUK PEMULA

-------------------------------------------
(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.
--------------------------------------------------

Bahasa Makassar atau bahasa Mangkasara, adalah bahasa daerah suku Makassar, yang pada dasarnya mudah untuk dipelajari. Jadi untuk agan y
ang pengen belajar bahasa makassar, ayo mari..
1. DASAR.
#anggota tubuh#
Rambut = uk
Kepala : ulu
Mulut : bawa
Telinga : Toli
Bibir : bebere'
Lidah : lila
Tangan : lima
Perut : battang
Jari : Karameng
Dada : barambang
Kaki : bangkeng
# Anggota Keluarga#
ayah : bapak
Ibu : amma'
Saudara : polong
Kakak : Daeng
Adik : Andi'
Sepupu : cikali
Paman/Tante: purina
Keponakan: kamanakang
#kata benda#
sepatu : sapatu
Sendal: sandala'
Celana : saluara'
Kalung : rante
Gelang : ponto
Motor : motoro'
Mobil : oto
Sepeda : sapeda
Angkot : pete-pete'
Sendok : si'ru
Lemari : lamari
Penutup : pannongko'
Pintu : pakke'bu
#kata kerja#
Belajar : appilajara'
Membuat : appare'
Menulis : annulisi'
Menyanyi : akkelong, lagu : kelong
Jalan : jappa
Terbang : ri'ba, menerbangkan : a' pari'ba
Masak : pallu, memasak : appallu.
Menangis : ang ngarruk.
Tertawa : ammakkala'
Duduk : ammempo'
Berdiri : ammenteng.
Pergi : lampa
Datang : battu
Menendang : anyyempa',
Pukul : ba'ji, memukul : anma'ji
#Kata Sifat#
Baik : bajik
Buruk : kodi
Pintar : cara'de
Bodoh : tolo
Kerdil : dattulu'
#Kata ganti orang#
Saya : nakke
Kamu : kau
Kalian : kau ngaseng
#penunjuk waktu#
Dahulu : riolo
Sekarang : kamma kammanne
Senalam : sibangngi'
Kemarin : sibangngiangang
Hari : allo, sehari : siallo
besok : ammuko
Tadi : sumpaeng
2.KALIMAT.
#Kata Tanya#
Dimana = kemae
Contoh : kemaeko sibanggi'? ( Kemana kamu semalam?)
Darimana = battu kemae
Contoh : battu kemaeko? ( Kau darimana?)
Siapa = nai
Contoh: nai battu sumpaeng? ( Siapa yang datang tadi?
Berapa = siapa
Contoh: siapa ballinna anne? (Berapa harganya ini??)
Bagaimana = tekamma
Contoh: tekamma carana anne? ( Bagaimana caranya ini?)
Kapan = siapanna
Contoh : siapanna nikka Ajun? ( Kapan Ajun menikah?)
#Logat#
Ko
Ko adalah singkatan dari kau atau kamu, di Makassar umumnya digunakan saat berbincang dengan teman sebaya.
Contoh : mako kemana, belumpiko mandi pasti. Dll
Ki'
Sama dengan ko tapi ki' digunakan saat berbincang dengan orang yang lebih tua, dalam artian penggunaan ki' itu lebih sopan. Contoh : mauki' kemana?, Sudah maki' makan?
Iye'
Iye' sama dengan iya, dimakassar kata iye' termasuk kata yang sangat sopan..
Contoh : iye' sudah.
Kodong
Kodong berarti kasian, ini sering digunakan sama ati Indosiar, meskipun penempatannya terkadang tidak tepat.
Contoh : belumpa makan kodong, saya juga kodong.
Pi
Orang Makassar jika ditanya tentang arti Pi pasti jawabannya tidak tahu. Karena ini cuma kata bantu semata.
Contoh : belumpi makan yang artinya dia belum makan. Belumpi Maghrib berarti belum waktunya magrib
Okkots
Orang Makassar terkenal dengan huruf "g" nya yang kelebihan contoh: pelabuhang makang dll. Inilah yang di sebut okkots.
Untuk teman teman yang mau aku translate ke  bahasa makassar ,mau tahu  kata atau kalimat tertentu silahkan komentar.
-------------------------------------------
(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.
---------------------------------------------------

Selasa, 11 Maret 2014

bassang,BUBUR JAGUNG KHAS MAKASSAR dan cara membuatnya.

--Sebelum masuk pembahasan ane mau shared profil pottele/psk di Makassar.
1. Linda ( nama samaran)
Lihat profil ( foto & no. Hp tersedia)
2. Mawar ( nama samaran)
Lihat profil (no.hp tersedia)
---------------------------------------------

bassang merupsksn bubur khas makassar  yang terbuat  dari jagung,,,,, lebih mirip sereal...

berbeda dengan bubur lai bassang malah leih enak kalau disajikan dingin....

mugkin gitu aja deh penjelasan tentang bassang atau bubur jagung khas makassar....

sekarang kita bahas cara membuatnya,,,, simple kok... 
bisa langsung praktek...hehe..

Bahan:
- 200 gram jagung pulut atau jagung bassang
- 1ltr air untuk merebus
- 1ltr santan cair
- 2 lembar daun pandan
- 200 ml santan kental
- 50 gram tepung maizena
- 100 ml air
- 2 sdt garam
- 1 sdt vanili bubuk

Cara Membuat
1. Rendam jagung selama 1 malam.
2. Rebus jagung hingga lembut. Tambahkan air jika air rebusan hampir habis sedangkan jagung belum lembut.
3. Jika jagung telah lembut tambahkan santan cair dan daun pandan. Aduk terus agar santan tidak pecah, hingga mendidih.
4. Larutkan 50 gram tepung maizena dengan 100 ml air. Masukkan ke dalam rebusan jagung. Aduk rata, biarkan hingga mengental.
5. Masukkan santan kental, garam dan vanili bubuk. Aduk rata hingga adonan meletup-letup. Matikan kompor
6. Sajikan bassang, tambahkan gula sesuai selera.
7.makan!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

-------------------------------------------

(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.

---------------------------------------------------

Senin, 10 Maret 2014

"BADIK" SENJATA KHAS BUGIS DAN MAKASSAR

Sebelum masuk pembahasan ane mau shared profil pottele/psk di Makassar.
1. Linda ( nama samaran)
Lihat profil ( foto & no. Hp tersedia)
2. Mawar ( nama samaran)
Lihat profil (no.hp tersedia)
---------------------------------------------

Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda, dengan panjang mencapai sekitar setengah meter. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Namun demikian, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki ganja (penyangga bilah).

http://saprisamone.blogspot.com/2014/03/badik-se.html
badik

Menurut masyarakat Bugis dan Makassar setiap jenis badik memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi konsidi, keadaan dan proses kehidupan pemiliknya. Badik dipergunakan bukan hanya untuk membela diri atau berburu, tetapi juga merupakan suatu identitas diri dari suatu kelompok etnis atau kebudayaan. Badik tidak hanya terdapat di Makassar tetapi juga ada di daerah Bugis dan Mandar, tentunya dengan nama dan bentuk yang berbeda.Secara umum badik terdiri atas 3 bagian yaitu : hulu (gagang), bilah (besi) dan sebagai pelengkap adalah Banoang (sarung badik).
Didaerah Sulawesi Selatan khususnya daerah Bugis dan Makassar, badik dijadikan sebagai lambang kedewasaan seseorang. Pemberian badik dari seorang ayah kepada anaknya menandakan bahwa anak tersebut telah dewasa dan mampu diberikan tanggung jawab (amanah), bukan untuk dipakai pamer tetapi juga bagaimana anak tersebut mampu menjaga dirinya untuk tidak memakai badik tersebut, Sele' Bassi perlambang dari sikap dewasa, mampu menjaga siri'na bukan hanya dari fisik tetapi dewasa juga dalam pembawaan, mampu menjaga norma atau ada' (hukum) yang berlaku, pappasang (pesan) serta mampu menjaga agamanya agamanya. disini tertanam nilai-nilai kerendahan hati dan kesabaran


Badik Makassar 
Badik Makassar memiliki Kale (bilah) yang pipih, Battang (perut) yang buncit dan tajam serta Cappa' (ujung) yang runcing, badik jenis ini disebut dengan badik Sari yang terdiri atas penghulu (gagang badik), sumpa' kale (tubuh badik) dan Banoang (sarung badik)
 Badik Bugis (Luwu)
Badik Bugis Kawali Bone memiliki bessi atau bilah yang pipih, ujung runcing dan bentuk agak melebar pada bagian ujung, sedangkan Kawali Luwu memiliki bessi pipih dan berbentuk lurus. Kawali pun memiliki bagian-bagian, seperti pangulu (hulu), bessi (bilah) dan wanua (sarung). Seperti pada senjata tradisional lainnya, kawali juga dipercaya memiliki kekuatan sakti, baik itu yang dapat membawa keberuntungan ataupun kesialan.
Kawali Lamalomo Sugi adalah jenis badik yang mempunyai motif kaitan pada bilahnya dan dipercaya sebagai senjata yang akan memberikan kekayaan bagi pemiliknya. Sedangkan, kawali Lataring Tellu yang mempunyai motif berupa tiga noktah dalam posisi tungku dipercaya akan membawa keberuntungan bagi pemiliknya berupa tidak akan kekurangan makanan dan tidak akan mengalami duka nestapa. Itulah sebabnya, badik ini paling cocok digunakan bagi mereka yang berusaha di sektor pertanian
Berikut ini adalah beberapa macam badik dari Sulawesi Selatan
 1. Badik Raja (Gecong Raja, Bontoala)
http://saprisamone.blogspot.com/2014/03/badik-se.html
badik raja (gecong raja,bontoala)
badik yang asalnya dari daerah kajuara kabupaten bone , dalam pembuatan badik ini,, orang2 disekitar kajuara sana masih percaya jika badik raja dibuat oleh makhluk halus, ketika malam, terdengar suara palu bertalu-talu dalam lanraseng gaib sampai paginya masyarakat sana menemukan jadilah sebuah badik raja,, badik ini bilahnya aga” besar ukurannya 20-25 cm, menurut bang ray divo, Ciri-ciri badik raja hampir mirip dengan badik lampobattang, bentuk bilahnya agak membungkuk, dari hulu agak kecil kemudian melebar kemudian meruncing. Pada umumnya mempunyai pamor timpalaja atau mallasoancale di dekat hulunya. Bahan besi dan bajanya berkualitas tinggi serta mengandung meteorit yang menonjol dipermukaan, kalau kecil disebut uleng-puleng kalau besar disebut batu-lappa dan kalau menyebar di seluruh permukaan seperti pasir disebut bunga pejje atau busa-uwae. Badik raja di masa lalu hanya digunakan oleh arung atau dikalangan bangsawan-bangsawan dikerajaan Bone.


2. Badik Lagecong
http://saprisamone.blogspot.com/2014/03/badik-se.html
 badik lagecong
  
Badik lagecong,, Badik bugis satu ini dikenal sebagai badik perang, banyak orang mencarinya karna sangat begitu terkenal dengan mosonya (racunnya), banyak orang percaya bahwa semua alat perang akan tunduk pada badik gecong tersebut, ada dua versi , yang pertama ,Gecong di ambil nama dari nama sang pandre (empu) yang bernama la gecong, yang kedua diambil dari bahasa bugis gecong atau geco”, yang bisa diartikan sekali geco” (sentuh) langsung mati, sampai saat ini banyak yang percaya kalau gecong yang asli adalah gecong yang terbuat dari daun nipah serta terapung di air dan melawan arus,, wallahu alam,, panjang gecong biasanya sejengkalan orang dewasa, pamor lonjo,, bentuknya lebih pipih,tipis tapi kuat,
 3. Badik Luwu
http://saprisamone.blogspot.com/2014/03/badik-se.html
 badik luwu
Badik luwu,, badik luwu yang berasal dari kabupaten luwu, bentuknya aga” sedikit membungkuk, mabbukku tedong (bungkuk kerbau), bilahnya lurus dan meruncing kedepan,, badik bugis kadang diberikan pamor yang sangat indah, hingga kadang menjadi buruan para kolektor ..di bajanya terdapat rakkapeng atau sepuhan pada baja yang konon disepuh dengan bibir dan “maaf” alat kelamin gadis perawan sehingga konon tidak ada orang yang kebal dengan badik luwu ini,

 4. Badik Lompo Battang
http://saprisamone.blogspot.com/2014/03/badik-se.html
badik lompo battang
  
Badik lompo battang atau sari,, badik ini berasal dari Makassar, bentuknya seperti jantung pisang, ada jg yang bilang seperti orang hamil, makanya orang menyebutnya lompo battang (perut besar), konon katanya jika ada orang terkena badik ini, maka dia tidak akan bertahan dalam waktu 24 jam,

-------------------------------------------

(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.

---------------------------------------------------


Kamis, 27 Februari 2014

objek wisata terangker di makassar

Sebelum masuk pembahasan ane mau shared profil pottele/psk di Makassar.
1. Linda ( nama samaran)
Lihat profil ( foto & no. Hp tersedia)
2. Mawar ( nama samaran)
Lihat profil (no.hp tersedia)
---------------------------------------------

ketemu lagi ni gan.....

kali ini ajun bakal ngasih info tentang objek wisata terangker di makassar,,,

ada banyak sekali tempat wisata di makassar tapi tidak banyak yang terkenal sebagai tempat angker,

dan beberapa objek wisata yang dikenal angker di makassar antara lain :

Bantimurung

                 bantimurung adal;ah salah satu objek wisata yang cukup digemari wisatawan baik lokal maupun nonlokal,,,,
tapi hanya sedikit orang yang tahu tentang keangkeran tempat ini,,,,
konon bantimurung dulunya adalah tempat permandian selir - istana kerajaan makassar dan disana telah terjadi pembunuhan dan pemerkosaan salah satu selir. dan sudah banyak sekali kejadian kejadian aneh yang terjadi di bantimurung  misalnya hilangnya beberapa anak - anak di permandian dan lain lain.

-------------------------------------------

(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.

---------------------------------------------------


Kamis, 20 Februari 2014

ilmu kebal khas makassar.

Sebelum masuk pembahasan ane mau shared profil pottele/psk di Makassar.
1. Linda ( nama samaran)
Lihat profil ( foto & no. Hp tersedia)
2. Mawar ( nama samaran)
Lihat profil (no.hp tersedia)
---------------------------------------------

-ILMU KEBAL BAJU RANTE

ilmu KEBAL  ini adalah warisan dari Sultan Hasanuddin (kata pemilikx sich) tp yg jelas aku sdh pernah liat buktix…..
INI MANTRA :
1. SIDI SIDI SIRATAMA ISIKU MAJADI BAJU RANTE
MANILA BASI BASI BASI
KURSANI BASI BAGINDA ALI
carax mudah aja gak pake puasa2 sgala , karna ada nama besi yg kita masukkan ke tubuh secara otomatis mantra dibaca dia juga langsung masuk baca doax 3x sambil tahan nafas, kemudian sebut A.I.U di dileher sperti suara dalam gt, biasanya agak sulit melakukanx…tp coba aja , klo ilmu itu masuk , badan akakn terasa panas dan berlapis , kemudian cb kutik telinga anda maka kedengaran sperti besi …
Mohon digunakan untuk kebaikan , n klo mw lebih afdal tiap malam jumat mantrax dirapal 9 x………lakukan 3x jumat. @@@

-------------------------------------------

(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.

---------------------------------------------------

Jumat, 01 November 2013

sejarah dalam perjanjian bungaya

Sebelum masuk pembahasan ane mau shared profil pottele/psk di Makassar.
1. Linda ( nama samaran)
Lihat profil ( foto & no. Hp tersedia)
2. Mawar ( nama samaran)
Lihat profil (no.hp tersedia)
---------------------------------------------

Tidak banyak orang kenal dengan daerah Bonto Barombong, bila dibandingkan dengan kepopuleran Tana Toraja dengan tongkonannya, Bira dengan kebeningan laut dan pantainya yang berpasir putih lembut, atau Bantimurung dengan air terjunnya yang eksotis, yang kerap menjadi buah bibir, bahkan telah menjadi salah satu daerah unggulan tujuan wisata di Sulawesi Selatan.

Lokasi Perjanjian Bungaya, terletak di dalam rimbunan pepohonan. "Tak banyak yang tahu". (Khairil Anas. 22 Maret 2010)

Beliau menjelaskan, Bongaya berasal dari kata Bonggang yang artinya paha. Dikisahkan, di lokasi yang dipenuhi pepohonan besar itu, Sultan menggunakan pahanya (Makassar: Bonggang) sebagai alas saat menandatangani perjanjian tersebut


Makam Daeng ri Bungaya. Tokoh misterius. (Khairil Anas. 22 Maret 2010)
Penting diketahui, Bonto Barombong sejatinya dapat menjadi daerah tujuan wisata sejarah, setidaknya ini menjadi harapan semua warga yang bermukim di wilayah itu. Bagaimana tidak, kampung tua yang masih berada dalam wilayah Kota Makassar itu menjadi tonggak sejarah perjuangan para pejuang terdahulu dalam melawan Kompeni Belanda. Di Bonto Barombong inilah para pejuang di bawah kepemimpinan Sultan Hasanuddin dengan sangat terpaksa menyetujui sebuah kesepakatan damai dengan penjajah Belanda.

Bekas-bekas dan jejak sejarah itu sampai sekarang masih dapat ditemui. Namun kurangnya

Dikeramatkan tapi tidak terawat baik. (Khairil Anas. 22 Maret 2010)
perhatian pemerintah dalam melestarikan lokasi tersebut, yang pantas disebut kawasan situs bersejarah, menjadikannya luput dari pengetahuan generasi sekarang –terkesan kurang terawat, kalau tidak mau dikatakan terabaikan. Padahal tidak jauh dari lokasi perjanjian, terdapat Balla Lompoa Barombong, sebuah rumah adat yang dipercaya sering dipakai sebagai tempat beristirahat oleh Sultan Hasanuddin. Di rumah yang sudah beberapa kali mengalami pemugaran ini juga terdapat ranjang yang sering dipakai Sultan.


Berada di antara persawahan warga. "Terancam pembangunan perumahan, dilindas modernisasi buta" (Khairil Anas. 22 Maret 2010)
Terletak di tengah areal persawahan milik warga di Bonto Barombong, di bawah rimbunan pohon mangga dan semak perdu liar, terdapat sebuah kompleks pemakaman. Sepintas tempat tersebut biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa. Salah satu makam yang berada tepat di bawah rimbunan pohon besar itu dikeramatkan warga. Dipercaya, penghuni makam tersebut adalah Daeng ri Bungaya. Dari cerita turun temurun, Daeng ri Bungaya adalah salah seorang kerabat dekat Sultan Hasanuddin yang ikut menyaksikan penandatangan perjanjian Bungaya. Namun, beberapa warga setempat punya cerita lain. Makam itu sudah lebih dulu ada ketika perjanjian dilaksanakan. Bahkan versi lain yang agak berbau mitos mengatakan, makam tua itu sudah ada sejak Bumi diciptakan.

“Anjo kuburuka simulangi linoa. Anjomintu nikaramakkangi anjo kubburuka. Iyami anjo sombaya, napilei anjo tampakka, untuk appalakkana assitujui parjanjianga.” Kata Daeng Baso, penjaga makam. Kalau diartikan dalam Bahasa Indonesia, artinya kira-kira begini: “Kuburan itu bersamaan

Balla Lompoa Barombong.Tempat Sultan Hasanuddin biasa beristirahat. (Khairil Anas. 22 Maret 2010)
munculnya dunia ini. Itu sebabnya dikeramatkan. Raja (maksudnya Sultan Hasanuddin) memilih tempat itu sekaligus meminta izin disetujuinya perjanjian itu”.

Asal muasal kata Bungaya memiliki banyak versi. Seorang tokoh masyarakat di daerah Barombong, Daeng Manangkasi mengungkapkan, Bungaya berasal dari kata Bunga, yang bermakna kembang. Menurutnya, Perjanjian Bungaya itu ditandatangai dengan harapan terwujudnya perdamaian sebagaimana damainya rupa bunga, dan menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak dari masyarakat Gowa.


Ranjang yang sering dipakai Sultan merebahkan lelah. (Khairil Anas. 22 Maret 2010)
“Perjanjian Bungaya terpaksa di sepakati oleh Sultan agar kerajaan tetap berkembang layaknya bunga,” ungkap Daeng Manangkasi. “Waktu itu Belanda mengancam akan membunuh semua rakyat Kerajaan Gowa, tidak peduli laki-laki, perempuan, anak kecil maupun orang tua,” tambahnya.

Dengan pertimbangan menghindari korban dari rakyat yang tidak berdosa, apalagi mengingat keadaan itu sangat rawan –pengkhianatan yang dilakukan oleh orang dalam, yang berbalik membelot ke Belanda, menjadikan Sultan Hasanuddin terdesak. Strategi terbaik yang bisa beliau tempuh hanya satu, menyetujui perjanjian (yang hakikatnya deklarasi kekalahan Gowa) yang disodorkan Belanda, untuk kemudian menyusun rencana. Maka dengan berat hati Sultan akhirnya menandatangani perjanjian tersebut pada 18 Nopember 1667, yang oleh pihak kompeni diwakili Laksamana Cornelis Speelman. Perjanjian yang dalam istilah Makassar disebut Cappaya ri Bungaya ini ditolak oleh beberapa Bangsawan Gowa. Di antaranya putera Sultan sendiri, yakni Karaeng Galesong bersama sepupunya, Karaeng Naba, termasuk Karaeng Bontomarannu, tokoh buas di medan lautan. Mereka memilih meninggalkan Kerajaan Gowa (Bumi Makassar) ke Jawa dan berkeliaran di lautan bebas. Sementara bangsawan lainnya menyebar ke Sumatera, Kalimantan, dan pulau-pulau lain di Indonesia Timur. Dari titik inilah Diaspora Makassar di jagat Indonesia, bahkan Asia Tenggara menemukan momentumnya. 


Daeng Baso, si penjaga makam. (Khairil Anas. 22 Maret 2010)
“Punna Sombaya (Sultan) tetapki berkeras tena nassitujui anjo parjanjianga, mate ngaseng mi rakya’ka, nibuno kabusu ri Balandaiya, manna anak-anak caddi. Tena maki kamma-kama anne,” (Kalau Sultan tetap berkeras menolak perjanjian itu, semua rakyat akan mati dibunuh oleh Belanda, bahkan anak kecil sekalipun. Kalau itu terjadi, kita semua sekarang ini sudah tidak ada),” kata Daeng Baso.

Sementara Raja Tallo ke XIX, Muhammad Akbar Amir Sultan Aliyah yang bergelar I Paricu Daeng Manamba Karaeng Tanete, memiliki pandangan lain tentang penamaan Bungaya. Beliau menjelaskan, Bongaya berasal dari kata Bonggang yang artinya paha. Dikisahkan, di lokasi yang dipenuhi pepohonan besar itu, Sultan menggunakan pahanya (Makassar: Bonggang) sebagai alas saat menandatangani perjanjian tersebut. Cara ini dilakukan pula pihak Belanda ketika bertanda tangan. Selanjutnya kata Bongganga yang dipakai untuk menamai perjanjian tersebut, yang dilidah kompeni dibaca Bongaisch, sementara lidah kita membacanya Bongaya, yang biasa juga disebut Bungaya.


Daeng Manangkasi.(Khairil Anas. 22 Maret 2010)
Beberapa catatan sejarah juga menyebutkan Bungaya adalah sebuah wilayah yang terletak di sekitar pusat Kerajaan Gelgel di Klungkung, Bali dan memiliki hubungan erat dengan Belanda. Konon Gelgel berusaha memanfaatkan situasi dengan mengirimkan ekspedisi ke Kerajaan Gowa, tetapi ekspedisi tersebut gagal.

Berdasarkan catatan sejarah, perjanjian Bungaya terpaksa ditandatangani karena peperangan yang terus menerus antara Kerajaan Gowa dengan VOC mengakibatkan jatuhnya kerugian dari kedua belah pihak, oleh Sultan Hasanuddin melalui pertimbangan kearifan dan kemanusiaan guna menghindari banyaknya kerugian dan pengorbanan rakyat, maka dengan hati yang berat menerima permintaan damai VOC.


Dipakai sebagai nama jalan. "Menuju ke lokasi". (Khairil Anas. 22 Maret 2010)
Namun perjanjian ini tidak berjalan langgeng. Pada tanggal 9 Maret 1668, Sultan Hasanudin kembali dengan heroiknya mengangkat senjata melawan Belanda yang berakhir dengan jatuhnya Benteng Somba Opu secara terhormat. Peristiwa ini mengakar erat dalam kenangan setiap patriot Indonesia yang berjuang gigih membela kehormatannya.

Masa pemerintahan Raja Gowa XVI, I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe atau yang lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin, merupakan masa keemasan Kerajaan Gowa. Pada masa itu terjadi peningkatan aktifitas pada sektor perdagangan lokal, regional dan internasional, sektor politik serta sektor pembangunan fisik oleh kerajaan. Masa ini merupakan puncak kejayaan Kerajaan Gowa. Komoditi ekspor utama kerajaan Gowa  adalah beras, yang dapat ditukar dengan rempah-rempah di Maluku maupun barang-barang manufaktur asal Timur Tengah, India dan Cina di Nusantara Barat. Dari laporan Saudagar Portugal maupun catatan-catatan lontara setempat, diketahui bahwa Saudagar Melayu berperan penting dalam perdagangan dan pertukaran surplus pertanian dengan barang-barang impor itu.

Selanjutnya dengan adanya perjanjian Bungaya menghantarkan Kerajaan Gowa pada awal keruntuhan.  

Belanda melalui sarikat dagangnya VOC, berusaha menguasa seluruh kegiatan perdagangan di wilayah Kerajaan Gowa. Pada tahun 1666, di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman, Kompeni berusaha menundukkan kerajaan-kerajaan kecil, tetapi belum berhasil menundukkan Gowa. Di lain pihak, setelah Sultan Hasanuddin naik takhta, ia berusaha menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan kompeni.


Di sekitar sinilah perjanjian itu ditandatangani. Sunyi. Tak banyak warga setempat yang berani masuk ke areal ini. (Khairil Anas. 22 Maret 2010)
Pertempuran terus berlangsung, kompeni menambah kekuatan pasukannya hingga pada akhirnya Gowa terdesak dan semakin lemah sehingga pada tanggal 18 November 1667 bersedia mengadakan Perdamaian Bungaya di Bungaya. Gowa merasa dirugikan, karena itu Sultan Hasanuddin mengadakan perlawanan lagi. Akhirnya pihak Kompeni minta bantuan tentara ke Batavia. Pertempuran kembali pecah di berbagai tempat. Hasanuddin memberikan perlawanan sengit. Bantuan tentara dari luar (yang dipimpin Arung Palakka) menambah kekuatan pasukan Kompeni, hingga akhirnya Kompeni berhasil menerobos benteng terkuat Gowa yaitu Benteng Somba Opu pada tanggal 12 Juni 1669. Sultan Hasanuddin kemudian mengundurkan diri dari tahta kerajaan dan wafat pada tanggal 12 Juni 1670.

Mengenai keberadaan makam Daeng Ri Bungaya yang ada di Bonto Barombong, hingga sekarang masih misteri. Data tertulis tentang tokoh misterius tersebut masih belum ditemukan. Siapa dan bagaimana tokoh tersebut tak banyak yang tahu, termasuk mengapa Sultan Hasanuddin memilih tempat tersebut dan (merasa perlu) meminta izin. Namun yang pasti, dari ragamnya cerita yang berkembang, lokasi penandatanganan Perjanjian Bungaya tidak diragukan lagi, yaitu di Desa Bonto Barombong –lokasi sejarah yang menyimpan banyak kisah, yang masih perlu terus digali untuk diketahui oleh generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Betapa disayangkan bila situs sejarah itu dibiarkan terbengkalai tak terurus –berakhir menjadi hutan ruko, area bisnis atau sekadar lahan parkir, seperti nasib situs sejarah lainnya di Makassar. [V] Khairil Anas

Isi Perjanjian Bongaya

Pasal 1
Menyetudjui perdjanjian-perdjanjian tanggal 19 Agustus dan 21 Desember 1660

Pasal 2
Semua dienaren (pegawai-pegawai) bangsa Eropa (Belanda) dan rakjat Belanda jang ada di Somba Opu (jang mendjadi tawanan atau jang telah lari menjeberang pada keradjaan Gowa harus diserahkan kepada Kompeni Belanda.

Pasal 3
Semua barang-barang jang teah disita oleh pemerintah keradjaan Gowa jang berasal dari kapal-kapal Belanda jang pernah atau telah kandas dan dirusakkan, harus diserahkan kepada Kompeni Belanda.

Pasal 4
Orang-orang jang bersalah karena telah melakukan pembunuhan-pembunuhan atas diri orang-orang Belanda dan mereka telah merusakkan kapal-kapal Belanda, akan dihukum di hadapan residen Belanda di Djumpandang.

Pasal 5
Orang-orang jang berutang kepada orang kompeni harus membajar lunas segala utangnya dalam tempo satu tahun.

Pasal 6
Orang-orang Portugis dan orang-orang Inggeris harus meninggalkan Makassar sebelumnja achir tahun. Sultan tidak boleh meluaskan bangsa-bangsa Eopa lain berdagang di dalam daerah keradjaannja, pun tidak boleh menerima duta-duta dari mereka itu.

Pasal 7
Hanja kepada kompeni sadja diberikan hak untuk mendjual di Djumpandang barang-barang import jang penting. Pelanggar-pelanggar hukum akan dihukum dan barang-barang jang bersangkutan akan disita untuk keuntungan kompeni. Kain-kain jang dibuat di daerah-daerah pesiri Timur dari Djawa tidak termasuk dalam larangan ini.

Pasal 8
Kompeni bebas dari semua bea dan kewadjiban-kewadjiban pada pemasukan dan pengeluaran barang-barang.

Pasal 9
Orang-orang Makassar tidak boleh berlajar selain daripada ke Bali, Djawa, Batavia, Bantam, Djambi, Palembang, Djohor, dan Borneo, untuk mana mereka harus mempunjai surat pas.

Pasal 10
Benteng-benteng pertahanan Barombong, Pa’nakukang, Garasssi, mariso dan lain-lainnja harus dirombak. Djuga tidak boleh, dimana pun, didirikan benteng pertahanan baru. Hanja Benteng Somba Opu jang besar itu akan tinggal untuk kerajaan Gowa.

Pasal 11
Benteng Djumpandang bersama perkampungan dan tanah jang termasuk lingkungannja akan diserahkan kepada kompeni. Lodji kompeni akan didirikan kembali.

Pasal 12
Mata uang Belanda seperti yang digunakan di Batavia akan diberlakukan kembali di Djumpandang.

Pasal 13
Sultan dan para bangsawan harus mengirim ke Batavia uang senilai 1.000 budak pria dan wanita, dengan perhitungan 2 ½ tael atau 40 mas Makassar per orang. Setengahnya sudah harus terkirim pada bulan Juni dan sisanya paling lambat pada musim berikut.

Pasal 14
Radja dan para bangsawan Makassar tidak boleh lagi mencampuri urusan Bima dan wilayahnya.

Pasal 15
Radja Gowa akan berusaha menjerahkan radja Bima, radja Dompu, radja Tambora dan radja Sanggar jang kesemuanja bersalah telah mengadakan pembunuhan atas orang-orang Belanda di Bima. Djuga Karaeng Bontomarannu harus diserahkan kepada kompeni.

Pasal 16
Sultan harus melepaskan segala haknja atas keradjaan Buton.

Pasal 17
Sultan harus melepaskan segala haknja atas pulau-pulau Sula dan lain-lain pulau jang termasuk kekuasaan Ternate, seperti Selayar, Muna bersama seluruh Tanatunatea dan Badjeng dan daerah taklukannja, jang kesemuanja sementara dalam peperangan telah datang kepada kompeni, sebagai radja-radja jang bebas tanpa sesuatu hak mereka itu.

Pasal 18
Pemerintah keradjaan Gowa harus melepaskan kekuasaannja atas keradjaan Bone dan keradjaan Luwu dan berjandji akan memerdekakan Datu Soppeng (La Tenribali) dari pengasingannja.

Pasal 19
Pemerintah keradjaan Gowa selandjutnya menjatakan akan mengakui raja Laija dan radja Bangkala Bakke dan radja Appanang datang; maka negeri-negeri tersebut akan diberlakukan sesuai dengan hak kompeni atas daerah-daerah di sebelah Utara Makassar.

Pasal 20
Semua negeri jang dalam peperangan dikalahkan oleh kompeni bersama sekutu-sekutunja, terhitung mulai dari Bulo-bulo sampai Bungaja akan mendjadi dan tetap sebagai negeri-negeri milik jang telah dimenangkan oleh kompeni bersama sekutu-sekutunja menurut hukum perang; kemudian bilamana radja Sultan harus melepaskan segala haknja atas pulau-pulau Sula dan lain-lain pulau jang termasuk kekuasaan Ternate, seperti: Silajar, Muna dan seluruh daerah-daerah di pesisir Timur Sulawesi, jaitu mulai dari Sanna sampai Manado, pulau-pulau Banggai, Gapi, dan lain-lainnja jang terletak antara Mandar, dan Manado, seperti Lambagi, Kaidipan, Buwol, Toli-Toli, Dampelas, Balaisang, Silensak dan Kaili.

Pasal 21
Pemerintah keradjaan Gowa menjatakan akan melepaskan haknja atas Wadjo, Bulo-Bulo dan Mandar jang kesemuanja dianggap dudjana terhadap kompeni dan sekutu-sekutunja dan neger-negeri tersebut akan diperlakukan oleh kompeni dan sekutu-sekutunya menurut kehendak kompeni.

Pasal 22
Seluruh laki-laki Bugis dan Turatea yang menikahi perempuan Makassar, dan terus bersama istri mereka. Untuk selanjutnja jika ada orang Makassar yang berharap tinggal dengan orang Bugis atau Turatea, atau sebaliknya, orang Bugis atau Turatea yang berharap tinggal dengan orang Makassar boleh melakukannya dengan seijin penguasa tau raja jang berwenang.

Pasal 23
Pemerintah keradjaan Gowa akan menutup negerinya untuk bangsa-bangsa lain (kecuali Belanda). Bilamana pemerintah keradjaan Gowa tidak mampu menolak mereka itu tinggal di Djumpandang, maka pemerintah keradjaan Gowa akan meminta bantuan kompeni jang ia akui sebagai perlindungannja, dengan kewadjiban selandjutnja, bahwa ia akan membantu kompeni terhadap musuh-musuh kompeni dan ia tak akan mengadakan permusjawaratan- permusjawaratan dengan negara-negara jang berperang dengan Belanda.

Pasal 24
Berdasarkan pasal-pasal yang disebutkan di atas ini, maka dibuatlah oleh sultan bersama pembesar-pembesar keradjaannja suatu perdjanjian perdamaian, persahabatan dan persekutuan (bondgenootschap), di dalam mana termasuk radja-radja dari Ternate, Tidore, Batjan, Buton, Bone, Soppeng, Luwu, Tunatea (Laija, Binamu, Badjeng) bersama dengan daerah-daerah taklukannja, begitu pun Bima dan tuang-tuna tanah dan radja-radja jang kemudian akan meminta masuk dalam persekutuan ini.

Pasal 25

Perjanjian Bungaya. Angka (pasal) 29 dan 30 terlihat jelas. (Foto repro. Dokumentasi)

Kompeni akan mengambil keputusan di dalam perselisihan-perselisihan di antara anggota-anggota sekutu. Bilamana ada satu pihak jang tidak mau mengindahkan perantaraan jang diberikan oleh kompeni, maka dimana perlu semua anggota sekutu memberi bantuan kepada pihak jang lain itu.

Pasal 26
Dua orang jang terkemuka dari madjelis pemerintahan di Gowa akan berangkat bersama Spelman ke batavia untuk meminta pengesahan dari Gubernur-Djenderal atas perdjanjian-perdjanjian tersebut. Gubernur-Djenderal, djika ia kehendaki, akan suruh tinggal di Batavia dua orang putera dari Sultan sebagai djaminan.

Pasal 27
Untuk mewudjudkan apa jang ditetapkan pada pasal 6, kompeni akan angkut orang-orang Inggris bersama barang-barangnja ke Batavia.

Pasal 28
Untuk mewudjudkan apa jang telah ditetapkan pada pasal 15, maka bilamana dalam tempo sepuluh hari radja Bima dan Karaeng Bontomarannu tidak ditemukan hidup atau mati dalam 10 hari maka putera dari penguasa harus diserahkan kepada kompeni.

Pasal 29
Sultan berdjanji akan membajar kepada kompeni 250.000 rijksdaalders (ringgit?) sebagai pembajaran ongkos perang jang harus dilunakan dalam lima musim berturut-turut, baik dalam bentuk meriam, emas, perak, ataupun permata.

Pasal 30
Radja Makassar dan para bangsawannja, Laksamana sebagai wakil kompeni, serta seluruh radja dan bangsawan jang termasuk dalam persekutuan ini harus bersumpah, menandatangani perdjanjian ini di atas sumpah atas nama Tuhan pada hari Djumat tanggal 18 Nopember 1667 di Bungaja. []

-------------------------------------------

(  18 +) ane mau share video panas terbaru klik DISINI tunggu 5 detik terus klik skip add alamat menonton.

---------------------------------------------------

sejarah Masjid raya Makassar

Sebelum masuk pembahasan ane mau shared profil pottele/psk di Makassar.
1. Linda ( nama samaran)
Lihat profil ( foto & no. Hp tersedia)
2. Mawar ( nama samaran)
Lihat profil (no.hp tersedia)
---------------------------------------------

Saat adzan menyahut pada Dzuhur kala itu, suasana Masjid Raya Makassar berubah menjadi sentrum bagi jiwa yang terpanggil. Siang itu, masjid yang dibangun pada 1949 masih menyisakan kerinduan. Sebuah kerinduan berbalut jiwa yang sublim akan keridohan sang Khalik.  Lalu lalang jamaah dari beberapa titik keramaian  bergegas menuju tiga penjuru gerbang masuk, seolah menjadi petanda bahwa masjid ini masih kuasa bertahan dari hirukpikuk aktivitas ekonomi di jantung keramaian Metro Makassar.

Masjid Raya Makassar. Model mediterania ala Masjid Kordofa. (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)

Sepintas, mungkin tidak ada yang tahu, kalau tanah lapang yang kerap kali dijadikan lapangan sepak bola itu menjadi lokasi berdirinya Masjid Raya megah yang dilengkapi berbagai fasilitas dan dapat menampung 10 ribu jemaah di atas tanah seluas 13.912 meter persegi.

Soebardjo ketika itu membaca imajinasi masyarakat Makassar yang setiap harinya dihantui oleh pesawat pembom B-29 yang melayang-layang di atas kota


Berdiri megah di tengah kota. Dibangun tahun 1949. Dulunya tanah lapang, sering dijadikan lapangan bola. (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)
Masjid Raya Makassar awalnya dirancang oleh M. Soebardjo atas petunjuk K.H. Ahmad Bone. Ulama asal Kabupaten Bone itu berniat membangun sebuah masjid dengan biaya sebesar Rp 60.000 di tahun 1947. Kala itu bangunan pertama masjid hanya terbuat dari anyaman bambu.  Barulah pada tanggal 25 Mei 1949 masjid tersebut diresmikan. Lalu pada tahun 1957, Presiden pertama RI, Soekarno, melaksanakan salat Jumat di masjid ini. Seterusnya upaya renovasi terus digalakan pihak pengelola. Seiring waktu, Masjid Raya Makassar dirombak total dari bentuk aslinya pada Februari 1999. Saat itu, sempat terjadi silang pendapat terkait perombakan masjid. Tapi kini, masjid tersebut berdiri megah dengan gaya arsitektur Timur Tengah dengan sentuhan meditarian. Sebuah mozaik kenangan masa lalu yang dipoles dengan ornamen modern.

Bagi saya, ini adalah kali ketiga datang ke masjid kebanggaan warga Makassar. Seingatku Ramadhan dua tahun lalu saya pernah bertandang, sekadar memanfaatkan jatah buka puasa di

Ramai oleh pedagang dadakan. Proses pemberdayaan ekonomi umat. (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)
sini. Namun kedatangan saya kali ini tentu bukan mengharapkan adanya jatah makan gratis itu. Tujuanku hanya sekadar menengok aktivitas di dalam masjid bercorak hijau muda yang mulai memudar itu.


Suasana interior Masjid. Menanti Shalat Jumat. (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)
Saat memarkir kendaraan, saya nyaris lupa dimana pintu masuk. Agar tidak terkesan asing, perlahan saya menyamakan langka mengikuti beberapa jamaah menuju sebuah tempat berwudhu di pojok paling belakang masjid. Setelah berwudhu dengan khusyuk, saya berniat sholat tahyatul masjid sebagai bentuk penghormatan bagi masjid, namun langkahku kubiarkan melambat. Sejenak kuputuskan berhenti di ujung anak tangga yang berbentuk setengah lingkaran. Mataku mempelototi sejumlah aktivitas jamaah di lantai dasar ini. Deretan pedagang memadati tiap sudut lantai. Saya menoleh ke deretan pedagang dan mulai mendekatinya.


Al'Quran Akbar. Berukuran 1 x 1,5 meter persegi. (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)
Beberapa penjual  sempat saya amati. Seperti Yusuf, pedagang buku agama itu mengaku sudah dua tahun berdagang di tempat ini. Selain kumpulan kitab, lelaki berjangkut dan berpeci hitam itu  menjual  aksesoris peralatan sholat. Sementara di samping kiri Yusuf, bagi Anda pencinta parfum, bisa memperoleh pada penjual parfum non alkhol di Masjid Raya Makassar. Bahkan penjajah surat kabar dan majalah bekas bisa anda peroleh di lantai dasar ini. Khusus untuk penjual majalah bekas, anda  beruntung jika memiliki ketrampilan tawar menawar tingkat tinggi, pasti memperoleh harga yang jauh lebih murah. Namun sayang skill yang satu ini ternyata belum saya kuasai sehingga membawa pulang majalah bekas itu dengan harga yang diprediksi masih  relatif mahal.


Terbuat dari kertas pilihan dari Perum Peruri. "Bandingkan dengan Alquran ukuran normal". (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)
Kali ini, mataku terhempas pada setiap sudut bagian dasar masjid. Luasnya sebanding dengan lantai dua yang biasa digunakan sholat berjamaah.  Dalam benakku, sepertinya pihak pengelola sengaja memberikan space khusus untuk aktivitas jamaah selain beribadah. Jika benar dugaanku, artinya penanggung jawab masjid turut serta memberdayakan ekonomi umat. Sikap ini tentu tidak hanya memposisikan masjid sebagai tempat sujud semata, namun masjid juga adalah wadah pengembangan sektor ekonomi umat. Masjid bukan pula sebagai tempat singgah bagi jiwa yang rumpil, tetapi masjid bisa berfungsi sebagai  pemersatu kekuatan umat, gumamku. Agak lama terhanyut dalam lamunan, sontak  suara lantang iqamat menyadariku bahwa saya hampir saja didaulat jadi masbuk. Bergegas saya mengambil posisi tepat di pojok kanan shaf.


'Kotak' penyimpanan Alquran Akbar. Terbuat dari kayu jati khusus. Dikeringkan selama 7 bulan, agar tahan ratusan tahun. (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)
Usai mengakhiri kewajiban Dzuhur, saya lalu menengadah ke langat-langit, mengikuti titik serambi kubah masjid. Seluruh sudut terbingkai kaligrafi dari beragam model penulisan. Pesona interiornya terpancar pada kombinasi warna tembok yang cukup mempesona. Pahatan lafal Allah dan Muhammd jadi titik sentrum dari semua aksara Arab berbalut pada kemegahan bangunan ini. Tak hanya itu, saya mulai memperhatikan marmer coklat muda menjadi pilihan setiap ubin masjid ini. Dari kejauhan terpancar pantulan bayangan. Tentunya ini bukan marmer biasa, dengan harga yang tidak biasa pula.


Siluet di salah satu sudut Masjid. (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)
Namun, terlepas dari  mahakarya desain modern pembangunan masjid ini, tak luput dari kontroversi. Di awal pembangunannya, di masa Wali Kota Makassar dijabat oleh I.M. Qaemuddin (alm), 1947-1951 kala itu pemerintah menganjurkan semua masjid di kota ini ditutup dan bersatu di Masjid Raya guna melaksanakan Shalat Jumat berjamaah. Kegiatan tersebut  sontak membuat tentara KNIL (Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger) antek tentara Belanda  yang pada masa itu masih berkuasa penuh di daearah teritori Makassar, merasa gusar dan menyesali pemberian izin membangun masjid. Sebab mereka menganggap Masjid Raya tidak hanya sebagai tempat ibadah saja tapi juga digunakan sebagai markas pertemuan dan kegiatan pejuang kemerdekaan atas pemberontakan DII/TI pimpinan Qahar Mudzakkar pada waktu itu.

Tidak hanya itu, kontroversi pun berlanjur dengan dibuatnya dua ruang terpisah yang terdapat pada rancang awal masjid ini. Sejarah mencatat ihwal masjid ini memiliki dua ruang terpisah bermula ketika Muhammad Soebardjo juru rancang itu memenangkan sayembara gambar bangunan Masjid

Agenda masjid yang mengharukan: Pengislaman hamba Allah. "Dengan mantap, mengucapkan dua kalimat syahadat". (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)
Raya Makassar. Arsitek terkemuka itu menampilkan bentuk menyerupai model pesawat terbang. Lengkap dengan kedua sayap di kanan-kiri serambi. Kemudian badannya yang memanjang dari barat ke timur dengan dua badan atau jalur badan pesawat, lalu bagian timur seperti ekor pesawat.  Dirancangnya model desain seperti ini bukan tanpa sebab. Soebardjo ketika itu membaca imajinasi masyarakat Makassar yang setiap harinya dihantui oleh pesawat pembom B-29 yang melayang-layang di atas kota. Bermaksud meredam ketakutan warga, ide itupun ditorehkannya pada model awal masjid ini. Akan tetapi di saat ini, kita  tidak lagi menemukan model pesawat  dan dua ruang terpisah itu, justru kini telah tergantikan dengan desain

Pengislaman berjalan lancar dan khidmat. "Ucap syukur dan doa bersama". (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)
ala mediterania menyerupai Masjid Kordofa.

Dahulu  pada bangunan aslinya, Masjid Raya memiliki Musafir Khana yaitu bangunan khusus tempat penampungan orang-orang terlantar atau musafir dan pelajar yang terputus bantuan dari orangtuanya sehingga memerlukan bantuan. Bahkan momentum paling penting adalah di masjid ini

Prasasti Panitia Pemugaran Masjid.
pertama kali lahir MTQ di tahun 1955 silam. Sayang kali ini kita tidak lagi menemukan musafir khana. Pihak pengelola  telah memugar dan menggantinya dengan areal parkir khusus kendaraan pejabat serta tamu-tamu bertaraf VVIP (very-very important person)

Selain itu ada keistimewaan pada masjid ini, pasalnya di lantai dua, terdapat Alquran  berukuran jumbo.  Dengan kondisi fisik  seperti tercantum pada sebuah papan informasi sebagai berikut: Panjang Alquran 1x1,5 meter per segi, berat 584 kg terdiri dari 6.666 ayat yang terangkum pada 30 juz, 605 helai kertas, oleh penulis kaligrafi, KH Ahmad Faqih Muntaha, dari Yayasan Al Asy'ariah, Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah.

Adapun tintanya sendiri dibuat dari campuran tinta Cina dan cairan lainnya seperti air teh kental. Air teh ini berfungsi agar tinta tetap awet melekat di kertas. Untuk tulisan ayat berwarna hitam,

Prasasti Panitia Pembangunan Masjid. Diresmikan 27 Radjab 1368 (25-5-1949). (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)
digunakan spidol khusus. Sementara tempat bersemayamnya Alquran ini berada dalam bingkai kaca yang cukup tebal. Tentunya Pengurus Masjid Raya Makassar membuka kesempatan kepada siapapun yang ingin melihat langsung Al Quran raksasa itu.


Menara baru (sisi kanan) dan yang lama (sisi kiri), yang dibiarkan tetap berdiri. (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)
Berdasarkan tulisan ini, sudah saatnya kita kembali mereposisi fungsi masjid, tidak hanya sekadar tempat  sublimasi vertikal spiritualis atau  tempat penghambaan kaum muslim.  Namum, sudah saatnya kita melihat masjid sebagai wadah membina kekuatan horizontal. Salah satunya pemberdayaan ekonomi umat serta  pusat kajian keilmuan Islam. Sehingga  tidak hanya kampus atau sekolah yang dapat menorehkan prestasi keilmuan, masjid pun sangat memungkinkan untuk itu. Selain juga sebagai pusat khazanah wisata religi dan budaya keislamaan.

Kalau bukan sebagai tempat pengembangan sumber daya jamaah, lantas  apalah arti sebuah kemegahan jika masih ada di sekitar masjid gerombolan pengemis, anak putus sekolah akibat himpitan ekonomi, hingga masih menjamurnya keluarga kurang mampu di Kota Makassar(?)  Masjid hanya dijadikan ikon baru bagi kemegahan sebuah daerah. Bahkan tidak menutup kemungkinan keberadaan masjid  justru dijadikan  sebagai politik mercusuar elit daerah, membangun sejarah sebagai prestise bagi pribadi yang tamak, bahkan mungkin mengubur sejarah masa lalu dengan  keangkuhan kekuasaan. Naudzubillah ! [V]

Dirombak secara total pada Februari 1999. (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)


Lansekap Masjid Raya Makassar. Dirimbuni tanaman kelapa. (Ariane Mays. 13 Agustus 2010)


Data Al Quran Akbar:

Ukuran:
1x1,5 meter persegi.

Berat:
584 kg.

Jumlah lembar:
605 lembar.

Jumlah ayat:
 6.666 Ayat.

Jumlah Surah:
114.

Jumlah Juz:
30 Juz.

Kertas yang dipakai:
Kertas berkualitas buatan perusahaan kertas Perum Peruri.

Tinta yang dipakai:    
- Terbuat dari campuran Tinta Bak Cina dan cairan air teh kental;
- Tinta air teh fungsinya agar tinta tetap awet mlekat pada kertas;
- Tulisan ayat berwarna hitam digunkan spidol khusus;
- Tinta disapukan dengan menggunakan kuas khusus yang dibuat dari bambu;
- Tinta yang dibutuhkan yaitu belasan liter dan ratusan spidol.

Lama penulisan:
12 bulan (1 tahun).

Penulis utama:
K.H. Ahmad Faqih Muntaha (anak dari K.H. Muntaha Al-Hafidz).

Pemesan:
Drs. H.M. Aksa Mahmud (pembina Masjid Raya, Pendiri Bosowa Corporation).

Tempat penyimpanan:
Terbuat dari kayu jati khusus, yang dikeringkan selama 7 bulan, agar tahan ratusan tahun.

Pencetus penulisan:
Yayasan Al Asy'ariah Kalibeber, Wonosobo, Jateng.

Proses penulisan:
Dibutuhkan ketekunan yang amat besar dan penghayatan yang mendalam.
- Selama proses penulisan Al Qur'an harus berpuasa Dalail (Puasa rutin tanpa sela kecuali hari Tasyrik);
- Selama penulisan harus punya Wudhu'.Tujuannya: untuk menenangkan hati, sehingga mutu penulisan tetap konsisten dari halaman ke halaman serta tidak mudah digoda.

Diangkut dari:
Kalibeber, Wonosobo, Yogyakarta menuju Surabaya dengan menggunakan Angkutan darat.
Dari Surabaya ke Makassar dengan menggunakan angkutan laut.

Sudah ada enam Al Quran raksasa:
1. Dibuat pada 5 Juli 1994 diserahkan kepada presiden;
2. Disimpan di Istana Negara;
3. dipesan oleh gubernur DKI Jakarta H. Sutiyoso;
4. dipesan oleh Gubernur jawa Tengah H. Mardiyanto; (sekarang menteri Dalam Negeri);
5. dipesan oleh Sultan Hasanal Bolkiah (Brunei darussalam);
6. dipesan oleh Drs. H.M. Aksa Mahmud (Disimpan di Masjid Raya Makassar). []

--